Menikmati Malam Minggu di Wareh Kupie, Kalah Mobile Legend

By Hendri - 10/07/2018

MALAM minggu pun tiba, itu artinya marilah kembali mencari kedai kopi pendukung guna menikmati malam ini yang penuh akan gundah dan gulana.
Masih seputar cerita saya di Kota Pekanbaru, yang kedai kopi atau cafenya bertebaran dimana-mana.

Malam minggu ini saya memilih nongkrong di Wareh Kupie, kawasan Simpang Tiga, Bukit Raya. Nampaknya kedai kopi yang satu ini bakal bikin betah sembari bertarung bersama hero-hero di Mobile Legend Bang Bang (MLBB) besutan Monton.

Waktu menunjukkan pukul 18.50. Tepatnya usai shalat magrib, saya pun langsung mengambil kunci motor dan beranjak dari kediaman kakak pertama saya. Maklum saya belum punya rumah mewah nan elegant, rumah sederhana pun demikian.

Menggunakan sepeda motor andalan, Wareh Kupie ini berlokasi tak jauh dari lokasi tempat tinggal. Mau tak mau, saya pun berjalan pelan dengan kecepatan 20 kilometer perjam.

Angin malam terasa sejuk, hembusannya sepoi-sepui bikin malam ini terasa sedikit membahagiakan. Gundah dan gulana yang sebelumnya amat terasa, sedikit berkurang oleh anugrah dan ciptaan sang illahi ini.

10 menit di perjalanan, saya pun tiba di lokasi. Melihat kedai yang belum begitu ramai pengunjung, perasaan makin lega, sepertinya bisa memilih tempat duduk yang saya suka.
Sebelum masuk ke dalam kedai, tampak merek "Wareh Kupie" bersinar karena lampu neonnya. Menarik sekali, saya pun coba abadikan bagian luar kedai itu menggunakan kamera smartphone besutan Negara China yang lumayan canggih ini.

Menyoal Wareh Kupie, punya beberapa pilihan ruangan. Saat itu pun saya berpikir, apakah malam ini waktunya menghabiskan malam dengan suasana outdoor atau sedikit menjauhi kebisingan di ruangan indoor. Ya, saya tinggal dipilih.

Mendengar suara kendaraan yang berlalu lalang begitu bising, saya pun coba hening sembari berpikir, "enaknya dimana ya" tanya saya dalam hati.

Tak perlu panjang berpikir karena itu bakal menghabiskan waktu, saya pun pelan-pelan menyusuri setiap ruangan di bagian dalam Wareh Kupie. Apalagi melihat langit yang tak secerah malam kemarin, bakal hujan sepertinya, maka ruang dalam bakal jadi lokasi duduk presentatif.

Akhirnya, perjalanan pelan itu membuahkan hasil. Di satu ruangan, tampak satu meja dengan dua kursi kosong tak berpenghuni. Baiknya saya pilih ini saja, karena bakal ada salah satu teman nyusul saya ke Wareh Kupie.

Smartphone sejak saya turun dari motor di perkiran sudah sudah digenggaman, charger dalam saku pun dikeluarkan, saya pun duduk sembari menunggu pelayan kedai membawa buku menu dengan bermacam varian.

Tak lama berselang, seorang pria datang, Ia pun berkata, "Mau minum dan makan apa mas?" tanya si pria yang rupanya pelayan Wareh Kupie.

Karena saya cuma niat ngopi, saya pun bilang, "Cappucino Cincau aja mas (harga Rp16 ribu)" jawab saya disambut anggukan dan kata "iya" sang pelayan hingga dia pun berlalu guna menghampiri Barista.
Kurang lima menit menunggu, pesanan itu pun tiba. Saya berkesimpulan, ini kedai pelayanannya capat dan tanggap ketika pengunjung terlihat.

Segelas Cappucino Cincau saya teguk pelan dan telan. Sembari menghirup itu kopi pakai sedotan, mata saya menoleh ke meja samping, hati saya pun berkata dalam hati, "wah cantik banget ini cewek", ungkap saya ketika melihat sang gadis yang duduk berdua bersama orang yang mungkin itu adalah ibunya.

Kenapa pula pikiran saya sampai ke perempuan cantik itu, padahal di Pariaman, Sumatera Barat sana, sudah ada perempuan baik dan penyayang yang siap saya pinang. Cuma nunggu waktu, insya allah usai Lebaran Idul Fitri 2019. "Jangan marah ya sayang..!, namanya juga mata, kalau sesuatu yang dilihat itu pasti membuat hati kita berkata-kata dengan sendiri". Hehehe.

Setengah jam sudah saya duduk di Wareh Kupie di malam minggu ini. Seorang pria yang mengaku laki-laki paling tampan se kota Pekanbaru pun tiba sembari berkata, "Bang pinjam korek?".

Saya pun menoleh dan keget. Ternyata yang datang itu si Chandra Leonardo, seorang pria tegap, badannya kekar, dan masih kuliah semester enam di Universitas Islam Riau, Jurusan Agribisnis.

Ya, si Chandra ini adalah salah satu teman sekaligus adik saya yang selalu ada dan tiba ketika saya berencana nongkrong di malam minggu. Dia orangnya kalem, baik, ganteng, dan digilai banyak perempuan di kampusnya. Bahkan kerena saking tampannya, si Chandra yang juga satu kampung dengan saya ini, yakni di Air Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok, Sumatera Barat, juga digilai dan jadi idaman puluhan perempuan disana. Hahaha.

Sekian cerita singkat soal si Chandra. Marilah kita lanjutkan cerita tadi yang sempat terhenti.

Si Chandra pun duduk hingga tiba-tiba dia berkata. Gimana bang, langsung "mancatuak" lai (bahasa minang)?.

Oke Chan, langsung kita mainkan.
Oya, "Mancatuak" adalah istilah yang sering kami pakai kalau lagi main Mobile Legend. Kata "Mancatuak" artinya Memukul atau Menebas menggunakan Pedang. Di Mobil Legend ada hero bersenjata pedang, saya dsn Chandra suka memakai hero "Pancatuak".

Dua kali masuk arena MLBB atau biasanya dikenal dengan sebutan Land of Dawn, kami menggunakan Hero andalan masing-masing.

Lawan-lawan begitu kaut, dua kali bermain kami pun kalah. Masing-masing bintang pun turun, tapi untung tidak turun Rank.

Kami bosan, sepertinya malam ini bukan malam yang tepat untuk bermain Mobil Legend. Tutup aplikasi, masing-masing kami pun buka Youtube, liatin video-video gokil karya kreatif anak bangsa.

Oke sudahlah, bosan juga ngebahas apa saja kegiatan saya malam minggu ini. Marilah sedikit kita ulas Wareh Kupie.

Karena blog saya ini masih baru, tak ada salahnya kalau kalau saya coba mengulas singkat kenyamanan dan suasana santai seperti apa yang ditawarkan warung kopi khas Aceh yang baru beroperasi lebih kurang satu tahun ini.

Pertama, menelisik bagian luar kedai. Deretan meja dan kursi dengan beberapa orang malam ini tampak duduk disana. Layaknya sebuah warung kopi khas aceh, meja kursi yang digunakan pemilik terlihat cukup nyaman untuk menikmati kegiatan santai sembari menikmati hidangan makanan dan minuman khas negeri Serambi Makkah.

Ada dua pilihan meja di bagian luar ini, yakni meja panjang dengan 6 sampai 8 kursi sandaran, dan meja persegi menggunakan 4 kursi berjenis sama.

Masuk ke ruangan dalam, suasananya mungkin sedikit berbeda. Jika di bagian luar kita dapat menikmati angin malam dan suasana jalanan yang dilintasi ribuan kendaraan, di bagian dalam kita bakal disuguhkan sejuknya putaran kipas angin. Bagian dalam suhunya juga tak begitu panas, ada beberapa ventilasi udara melalui jendela.

Tak jauh berbeda dari bagian luar, di dalam bentuk meja dan kursinya hampir sama. Cuma yang membedakan, yakni meja persegi kecil dengan dua kursi sandaran. Menurut saya, meja jenis ini sangat cocok bagi yang datang bersama pasangan, bisa lebih dekat, saling bertatapan, hingga membuat kasih sayang sepasang kekasih semakin menjadi-jadi. Hehehe.

Perlu diapresiasi. Duduk atau nongkrong di Wareh Kupie, membuat kita tak perlu bawa power bank. Cukup bawa charger karena di tiap-tiap meja selalu ada colokan listirk yang siap mengisi daya smartphone. Inilah yang membuat saya makin senang dan makin puas santai disini. Karena selain dapat bercengkrama bersama orang-orang terdekat, saya pun masih bisa nemainkan banyak hal via smartphone tanpa cemas kehabisan baterai ponsel.

Menelaah ke varian makanan dan minuman. Layaknya sebuah kedai kopi aceh, Wareh Kupie menyediakan makanan dan minuman khas negeri Serambi Makkah, atau pun varian makanan dari daerah lain sebagai pendukung.
Dari jenis kopi, semua jenis seduhan kopi aceh ada disini, sebut saja kopi sanger, kopi seduh manual dengan jenis kopi gayo, kopi kocok dengan busanya yang bak escream, dan seduhan kopi modern seperi cappucino, moccacino, espresso, dan lain-lain. Juga ada varian jus dan minuman rasa buah yang cukup lengkap.

Kita bahas makanan. Namanya juga kedai kopi aceh, menu utama mie aceh salah satu yang patut dicoba jika santai di Wareh Kupie, rasanya rata-rata enak. Tersedia ragam racikan mie disini, mulai dari mie aceh biasa dengan bentuk rebus, tumis, goreng, basah dan lain-lain. Adapula mie aceh campur daging, udang dan campur daging ayam.

Semua sangat lengkap. Suka nasi goreng pun ada, minasgor, nasi goreng biasa, dan lain-lain.

Wah, lengkap banget lah pokonya. Harganya pun bervariasi, dari belasan ribu sampai tiga puluh ribuan. Tergantung jenis makanan dan minuman yang dipesan. Ramah kantong sekali.

Oya, menutup tulisan saya ini, karena saya ketik lebih kurang satu jam, bikin capek yang lumayan, Wareh Kupie juga menyadiakan wifi atau jaringan internet gratis bagi semua pengunjung yang butuh. Aksesnya lumayan cepat, nonton youtube atau pun berselancar di media sosial makin menyenangkan karena tak perlu pakai kuota dari penyedia jaringan selular.

Satu lagi, kalau berkunjung dan mau pakai wifi, sandinya atau password "pesandulu". Itu sandi digunakan saat saya berkunjung di malam minggu ini. Tapi saat anda baca tulisan ini kemudian mencoba datang kesana, bisa jadi sandinya sudah diganti.
Caranya gampang. Kalau belum tahu, cara mendapatkan password wifi gampang kok, tinggal tanya kepelayan kedai. Hehehe.

Baiklah, terima kasih sudah membaca tulisan singkat ini. Mudah-mudahan ada manfaatnya. Kalau ada yang kurang atau merasa tak ada mutunya, jangan cela ya..!

Mohon dukungan dan masukan yang sifatnya membangun di kolom komentar. Sehingga saya bisa menulis lebih baik lagi, dan mampu memaparkan konten atau tulisan yang lebih bermanfaat.

Sekali lagi, terimakasih.

Salam ulas mengulas dari sang blogger kece "Hendri Gusmulyadi".


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar